Saturday, February 6, 2010

Gong Xi Fat Choi




Aku belum bisa meneruskan posting-an karena kesibukan pekerjaanku. Gambar ini mewakili Ucapan Selamat Tahun Baru Imlek untuk Lisa-ku.

Wednesday, December 30, 2009

Chapter six

H arapan ingin bertemu membuatku kadang emosional. Sekian lama berkenalan belum pernah sekalipun aku diperbolehkan oleh Lisa-ku untuk bertemu padahal akan kutemui dia walaupun jauh diseberang sana. Lisa-ku seorang pekerja keras hingga ia selalu ada di luar kota untuk urusan pekerjaan, rasa rindu selalu menggelayuti hatiku, kadang hatiku bertanya, akankah aku akan bertemu dengan Lisa-ku, tapi jawabannya selalu tidak aku temukan.

Adakalanya rasa emosional diriku memaksa untuk bertanya pada Lisa-ku : "Kapan aku bisa bertemu denganmu? " jawabannya selalu sama saja setiap aku lontarkan pertanyaan itu : "Aa, tenang saja suatu hari nanti kita pasti bertemu, kalau memang kita berjodoh tak akan lari kemana, aku tetap Lisa-mu dan aku takan mengingkari janji" begitu tiap kali aku ajak bertemu. Kesabaranku kadang sampai batasnya yang membuat aku &Lisa-ku bertengkar hingga pernah beberapa kali aku & Lisa-ku bubaran, tapi tak lama kemudian kami berbaikan lagi, kalau sudah begitu kami menjadi bertambah mesra setiap ber-SMS-an. Semakin hari semakin terasa kecocokan kami, sampai aku & Lisa-ku tidak merasa canggung lagi untuk mengungkapkan sesuatu yang lebih intim & pribadi, hampir setiap malam kami saling mencurahkan semua isi hati dengan keintiman SMS, kami sering lupa waktu padahal kami besok harinya sama-sama harus masuk bekerja, jam tiga pagi biasanya kami sudahi SMS mesra kami. Malam minggu adalah malam panjang bagi aku & Lisa-ku dimana kami mempunyai banyak waktu untuk mencurahkan rasa kasih sayang dan aku sering berkirim foto lewat MMS. Kami sama-sama merasa puas walaupun hanya melalui media SMS & MMS itu sudah cukup untuk saat ini.

Kesibukan Lisa-ku benar-benar tidak memberikan peluang untukku bertemu dengannya, terakhir yang aku tahu Lisa-ku berada di Kalimantan, aku tak tahu persisnya dimana karena setiap aku tanya Lisa-ku tak pernah mau menjelaskan secara rinci keberadaannya.

Ada sebuah kebahagiaan untukku dari Lisa-ku takala aku ber-Ulang tahun, hari itu aku memintanya agar Lisa-ku mau memberiku sesuatu sebagai pengobat rasa rinduku padanya, Lisa-ku mengabulkan permintaanku dengan memberiku lewat MMS Dua lembar foto sekaligus ...!!!, satu foto wajahnya dan satu lagi foto pribadi dirinya. Aku sangat gembira sekali, seakan-akan aku bermimpi..........!!!!!! dan yang lebih mengagetkanku lagi foto wajahnya betapa cantiknya dia, luar biasa.......!!!!!!!!, aku tak percaya, aku yang jelek ini bisa mengenal si cantik LISA WIRANATA, sungguh aku tak percaya ....!!! . Saking aku tidak percayanya, aku bertanya pada Lisa-ku : "Icha, maaf aku mau tanya apa foto itu benar-benar foto kamu?, bukannya apa-apa kamu tuh cantik banget sih..!! ", dan jawaban yang aku dapat malah kemarahan dari Lisa-ku : "Aa memang dari dahulu tidak pernah percaya sama aku, lebih baik kita putus sampai disini saja", aku kaget, padahal bukan aku tak percaya dengan fotonya tapi aku kaget dengan kecantikannya dan herannya mengapa mau mengenal aku yang jelek ini. Berulang-ulang kata ma'af aku kirimkan lewat SMS tapi Lisa-ku tetap saja marah padaku, hingga menjelang subuh barulah Lisa-ku mau mema'afkan aku .

( Bersambung ke Chapter seven )

Sunday, December 27, 2009

Chapter five

M enunggu adalah sesuatu yang membosankan, seperti saat itu aku harus sabar menunggu sampai Lisa-ku kembali ke Indonesia. Untuk membunuh rasa sepi, aku sengaja menyibukan diri dengan rutinitas yang menjadi pekerjaanku.

Kira-kira sebulan telah lewat, aku merasa heran mengapa belum juga ada kabar dari Lisa-ku, pikiran buruk mulai menghantuiku jangan-jangan Lisa-ku tak kembali lagi, jangan-jangan Lisa-ku kecantol bule disana, segala macam pikiran buruk itu terlintas dalam benakku, aku berusaha menenangkan pikiranku dengan membaca SMS-SMS yang dia kirim padaku.

Kesibukan ternyata tidak sepenuhnya dapat mengalihkan pikiranku terhadapnya, aku sudah tidak sabar lagi, akhirnya aku memutuskan untuk mencoba menghubungi lagi Lisa-ku lewat SMS..... , SMS terkirim ........!!!!!, jantungku berdebar-debar menunggu balasan SMS darinya dan akhirnya nada SMS ponselku berdering ....., ya Tuhan....... ternyata balasan SMS dari Lisa-ku, segera kubaca isi SMS itu dan benar saja yang SMS itu dari Lisa-ku, senang campur heran aku membaca kata demi kata. Aku bertanya padanya kapan Lisa-ku pulang dan mengapa begitu lama dia disana? , Lisa-ku menjawabnya : "Aku sudah dua hari pulang, aku tidak SMS kamu karena aku kira kamu sudah punya wanita lain setelah aku ditinggal pergi" , ada perasaan kesal dalam hati dengan apa yang kubaca itu, kubalas SMS-nya dengan : "Tidak mungkinlah, aku menunggu kamu sampai kamu tidak menginginkan aku lagi" . Akhirnya kebahagiaanku kembali lagi dalam kehidupanku.

Banyak yang aku suka dari Lisa-ku, perhatiannya, nasehatnya, manjanya, dan peduli terhadap aku. Lisa-ku menyukai melihat aku dengan pakaian warna Biru langit dengan kancing melekat rapat karena Lisa-ku tidak mau bagian dada atasku terbuka (walau Lisa-ku hanya melihat dari foto yang aku kirim lewat MMS) tapi tetap aku ikuti semua nasehatnya.

Lisa-ku sering mengingatkan ku untuk tidak telat makan saat jam istirahat, aku suka sekali dengan perhatiannya yang begitu besar dan aku tersanjung. Aku pernah bersedih saat jam makan siang Lisa-ku mengirim SMS katanya dia habis di todong orang dan poselnya diambil penodong itu tapi nomornya masih boleh dia minta kembali, aku geram dengan penodong itu tapi aku hanya bisa menasehati Lisa-ku untuk lebih berhati-hati, lebih baik ponselnya dimasukan ke saku baju atau celana saja, jangan di gantung dileher, tapi jawab Lisa-ku : "AA ponselku itu NOKIA 3650 mana muat disimpan disaku celana atau baju" benar juga sih, pikirku.

Aku merasa kasihan dengan penodongan itu. Pernah aku menawarkan untuk mengganti ponsel Lisa-ku dan nanti aku antarkan kerumahnya tapi Lisa-ku menolaknya dengan alasan kalau dia juga nanti bisa membelinya dengan uang sendiri. Aku tidak bisa berbuat apa-apa kalau Lisa-ku menolak bantuanku, mungking ia masih ingin merahasiakan jatidirinya, sementara aku harus cukup puas dengan yang aku tahu saja tentang dirinya.

( Bersambung ke Chapter six )

Saturday, December 26, 2009

Chapter four

Tiada hari terlewatkan tanpa ber-SMS dengan Lisa-ku, gadis pujaanku. Hanya ada satu yang mengganjal dihati kala itu, aku belum mendengar dia berbicara langsung di telephone, selama ini hanya SMS satu-satunya penghubung antara aku dan Lisa-ku. Pernah aku mengirim SMS permohonan agar aku bisa mendengar suara dia langsung tapi tetap saja Lisa-ku tidak mau berbicara langsung di telephone, malah Lisa-ku mengancam kalau aku memaksanya terus Lisa-ku tidak akan mau kirim SMS lagi, lebih baik aku mengalah daripada aku kehilangan pujaanku, LISA WIRANATA.

Perjalanan hidup kadang tidak selalu sesuai dengan keinginan kita. Baru beberapa minggu aku merasa sangat dekat dengan Lisa-ku, aku harus berpisah sementara karena Lisa-ku ditugaskan ke PARIS, kota yang penuh dengan segala keindahan dan godaan, terus terang waktu itu aku takut sekali kehilangan Lisa-ku, kuungkapkan rasa kekuatiranku padanya, saat itu kubilang padanya : "Mungkin kamu akan merasa betah tinggal disana karena disana banyak bule-bule ganteng" kataku, tapi Lisa-ku menenangkanku dengan kata-kata : "AA kalau aku mau sama orang bule, ngapain jauh-jauh, dikantorku juga banyak orang bule-nya, paling juga AA yang begitu, setelah aku pergi AA mencari wanita lain pengganti aku" begitu katanya. Oh.. iya, Lisa-ku memanggilku dengan panggilan AA mungkin karena dia tahu aku berasal dari kota Bandung. Lisa-ku tidak akan lama disana katanya paling-paling cuma satu bulan, tapi untuk aku sama saja dengan setahun. Aku hanya bisa menerima karena aku tidak mempunyai hak apa-apa untuk melarang, apalagi memang itu pekerjaan Lisa-ku.

Lisa-ku pergi ke PARIS tanpa meninggalkan nomor telephone yang bisa aku hubungi bahkan ponselnya pun dititipkan ke adiknya, sempat aku tanya siapa nama adiknya?, Lisa-ku mengatakan kalau adiknya bernama WILLY WIRANATA. Setalah kepergian Lisa-ku ke PARIS, aku merasa kehilangan yang begitu besar, hidupku kembali menjadi seperti yang dulu, hampa & sepi. Suatu hari aku iseng mencoba menghubungi nomor Lisa-ku, siapa tahu Lisa-ku sudah kembali ke Indonesia tapi tidak memberitahu aku untuk membuat surprise. ketika kuhubungi nomor ponsel Lisa-ku ternyata aktif, kutunggu sampai ada yang mengangkatnya, terdengar suara diujung telephone sana suara laki-laki ternyata benar saja kata Lisa-ku kalau ponselnya dititipkan ke adiknya WILLY WIRANATA, sekalian saja aku berkenalannya. WILLY WIRANATA menanyakan siapa & tinggal dimana aku ini, lalu kujawab : "Namaku Theo temannya cici LISA WIRANATA dan aku tinggal di Tangerang. WILLY WIRANATA berjanji akan menyampaikan pada cici-nya kalau nanti sudah pulang dan tak lupa akupun mengucapkan terima kasih.

( Bersambung ke Chapter five )