Sunday, December 27, 2009

Chapter five

M enunggu adalah sesuatu yang membosankan, seperti saat itu aku harus sabar menunggu sampai Lisa-ku kembali ke Indonesia. Untuk membunuh rasa sepi, aku sengaja menyibukan diri dengan rutinitas yang menjadi pekerjaanku.

Kira-kira sebulan telah lewat, aku merasa heran mengapa belum juga ada kabar dari Lisa-ku, pikiran buruk mulai menghantuiku jangan-jangan Lisa-ku tak kembali lagi, jangan-jangan Lisa-ku kecantol bule disana, segala macam pikiran buruk itu terlintas dalam benakku, aku berusaha menenangkan pikiranku dengan membaca SMS-SMS yang dia kirim padaku.

Kesibukan ternyata tidak sepenuhnya dapat mengalihkan pikiranku terhadapnya, aku sudah tidak sabar lagi, akhirnya aku memutuskan untuk mencoba menghubungi lagi Lisa-ku lewat SMS..... , SMS terkirim ........!!!!!, jantungku berdebar-debar menunggu balasan SMS darinya dan akhirnya nada SMS ponselku berdering ....., ya Tuhan....... ternyata balasan SMS dari Lisa-ku, segera kubaca isi SMS itu dan benar saja yang SMS itu dari Lisa-ku, senang campur heran aku membaca kata demi kata. Aku bertanya padanya kapan Lisa-ku pulang dan mengapa begitu lama dia disana? , Lisa-ku menjawabnya : "Aku sudah dua hari pulang, aku tidak SMS kamu karena aku kira kamu sudah punya wanita lain setelah aku ditinggal pergi" , ada perasaan kesal dalam hati dengan apa yang kubaca itu, kubalas SMS-nya dengan : "Tidak mungkinlah, aku menunggu kamu sampai kamu tidak menginginkan aku lagi" . Akhirnya kebahagiaanku kembali lagi dalam kehidupanku.

Banyak yang aku suka dari Lisa-ku, perhatiannya, nasehatnya, manjanya, dan peduli terhadap aku. Lisa-ku menyukai melihat aku dengan pakaian warna Biru langit dengan kancing melekat rapat karena Lisa-ku tidak mau bagian dada atasku terbuka (walau Lisa-ku hanya melihat dari foto yang aku kirim lewat MMS) tapi tetap aku ikuti semua nasehatnya.

Lisa-ku sering mengingatkan ku untuk tidak telat makan saat jam istirahat, aku suka sekali dengan perhatiannya yang begitu besar dan aku tersanjung. Aku pernah bersedih saat jam makan siang Lisa-ku mengirim SMS katanya dia habis di todong orang dan poselnya diambil penodong itu tapi nomornya masih boleh dia minta kembali, aku geram dengan penodong itu tapi aku hanya bisa menasehati Lisa-ku untuk lebih berhati-hati, lebih baik ponselnya dimasukan ke saku baju atau celana saja, jangan di gantung dileher, tapi jawab Lisa-ku : "AA ponselku itu NOKIA 3650 mana muat disimpan disaku celana atau baju" benar juga sih, pikirku.

Aku merasa kasihan dengan penodongan itu. Pernah aku menawarkan untuk mengganti ponsel Lisa-ku dan nanti aku antarkan kerumahnya tapi Lisa-ku menolaknya dengan alasan kalau dia juga nanti bisa membelinya dengan uang sendiri. Aku tidak bisa berbuat apa-apa kalau Lisa-ku menolak bantuanku, mungking ia masih ingin merahasiakan jatidirinya, sementara aku harus cukup puas dengan yang aku tahu saja tentang dirinya.

( Bersambung ke Chapter six )

No comments:

Post a Comment